Kamis, 09 April 2009

Pertobatanku dari bisnis

Pertobatanku dari bisnis




Kami melayani Bontang sejak tahun 1992, Tuhan percayakan kami dengan anak asuh kurang lebih 50 orang dan juga menyalurkan sedikit subsidi untuk beberapa hamba Tuhan serta menjadi agen untuk memberikan bantuan sembako bagi 7 keluarga hamba Tuhan yang masih merintis pelayanan di daerah kami (yang ini hanya menyalurkan berkat dari orang lain). 5 tahun yang lalu, saya lupa waktunya, isteriku menyarankan untuk menyetop bantuan untuk anak-anak asuhku karena kebutuhan kami sendiripun meningkat tetapi aku tidak mau karena percaya bahwa Tuhan sudah beri kehormatan itu pada kami maka Tuhan pasti bertanggung jawab.
Tak lama kemudian seorang teman hamba Tuhan menawariku untuk bergabung dengan sebuah jaringan MLM dan ia beragumentasi bahwa hal itu tidak salah; seperti pelayanan Rasul Paulus dan tidak perlu meminta-minta bantuan orang; katanya!, memang selama ini aku berprinsip: tidak mau meminta meskipun kalau diberi juga tidak akan menolak, he he he. Ah, sebenarnya aku pernah menolak pemberian orang, begini ceritanya: Ada seorang pengusaha yang selalu memberiku uang tiap kali kami bertemu dan suatu hari pengusaha ini menitipkan surat untuk seorang pimpinan gereja di Surabaya. Sekembaliku dari Surabaya, sampai di Samarinda, aku kehabisan uang tapi pikirku, “nda masalah, pasti pengusaha ini akan memberikanku uang seperti biasanya”. Tetapi sesampainya aku di depan pintu rumahnya, Roh Kudus menegurku dan menunjukkan hatiku yang salah, aku tertegun sejenak lalu melangkah tinggalkan rumahnya dan Tuhan yang baik membawaku pulang ke Bontang dengan menumpang mobil orang yang pindahan rumah (duduk di belakang bersama barang-barang). Dua minggu kemudian setelah pengusaha ini meneleponku barulah aku datang ke Samarinda untuk menyerahkan surat balasannya dan menceritakan mengapa aku tidak datang kerumahnya waktu itu. Aku mengatakan padanya,” Bila seorang petani menabur dan mengolah tanah dan kemudian tanah itu memberikan hasil yang baik, apakah petani itu yang berterimakasih kepada tanah atau tanah itu yang berterimakasih kepada petani”. Bapak itu menjawab bahwa petanilah yang harus berterimakasih kepada tanah itu. Jadi aku katakan kepadanya bahwa jangan ia berpikir bahwa kalau ia memberikan uang untuk hamba-hamba Tuhan maka hamba-hamba Tuhan harus berterimakasih kepadanya tetapi justru ia yang harus berterimakasih sebab ia beroleh kesempatan untuk menabur di tanah yang baik dan ia juga yang akan menuainya. Entah berapa banyak MLM yang kuikuti, ada yang menguntungkan, ada yang merugikan, ada yang berjalan, ada yang macet tetapi menurutku yang menguntungkan dan lancar beri keuntungan adalah menjadi distributor penjualan pulsa.
Aku tahu banyak sorotan dari jemaat untukku tetapi aku tidak memperdulikan itu, sampai suatu ketika di bulan November 2008, aku dan isteriku berencana mengikuti Konvensi EE di Malang. Kami berangkat hari sabtu malam dari Bontang ke Balikpapan, sudah berapa hari aku sakit gigi dan hari itu sepanjang perjalanan aku pusing dan demam. Sesampainya di Balikpapan, seorang teman hamba Tuhan memberiku obat penurun panas bermerk Sanmol untuk kumakan yang segera membuat aku berkeringat dan melenyapkan sakit gigi dan demamku, demikian juga waktu tiba di Surabaya dan Malang, aku mengkonsumsi 2 tablet Sanmol lagi tetapi sesudah itu aku merasakan tubuhku menjadi lemas dan kulit di wajah dan tubuhku terasa membengkak dan memerah, seorang teman, ia seorang dokter bedah dari Lampung melihatku dan berkata bahwa aku kemungkinan menderita cacar dan menyuruhku untuk membeli obat cacar sehingga esok paginya aku meninggalkan isteriku ke Surabaya, tetapi sesampainya aku di Surabaya, adik rohaniku (Anneke) memintaku untuk memeriksakan diri ke dokter agar dokter dapat memeriksaku lebih seksama untuk menegaskan penyakit apa yang kuderita. dan ia mengantarku ke sebuah klinik. Dokter itu memriksaku dan bukan hanya satu tapi dua dokter sebab ia memanggil dokter lain untuk turut memerksaku dan dokter itu katakana bahwa dapat dipastikan aku menderita Steven Johnson Syndrom, aku masih sempat bergurau dan katakana bahwa nama penyakit itu kebagusan dan apa tidak ada nama indonesianya misalnya: Kartimin. Eh, dokternya marah dan ia berkata bahwa” penyakit bapak ini sangat serius dan apakah bapak tidak menyadari kalau sebagian besar kulit di tubuh bapak melepuh dan juga wajah, mulut bahkan tenggorokan bapakpun sudah terserang dan kalau tidak segera diobati maka penyakit ini akan menyerang organ-organ tubuh bagian dalam dan bapak akan segera mati” dan ia menyarankanku untuk opname ke rumah sakit tapi aku menolaknya sehingga ia hanya memberiku resep obat-obatan yang harus kumakan dan menyuruhku untuk kembali beberapa hari lagi.
Malam itu aku menginap di hotel dan ketika isteri dan teman-temanku menelpon, aku meyakinkan mereka bahwa aku baik-baik saja dan meminta supaya isteriku tetap mengikuti acara konvensi itu sampai selesai. Dua malam aku tidak bisa tidur dan juga tidak bisa makan, aku membeli jus buah dan memasukkan sedotan agak jauh ke dalam mulutku dan menyedotnya kuat-kuat baru setelah itu aku makan obat yang jumlahnya14 buah itu. Hal yang paling menyiksaku adalah karena aku sulit tidur, goyangpun sakit, terasa kulit wajahku membengkak dan pecah-pecah, nyeri dan menyakitkan tetapi penyakit ini membuat wajahku menjadi lebih menarik, maksudku: menarik pertanyaan?tiap ketemu orang, selalu ditanya, he he he..
Aku menyanyi, berdoa, menyembah, baca Alkitab dan aku minta agar aku bisa tidur tapi nda bisa juga sampai kemudian telingaku mendengar mulutku berkata,”Tuhan, mungkin aku ini seorang pembohong yang sudah menyesatkan banyak orang,jadi daripada aku menyesatkan lebih banyak orang lagi. Cabut saja nyawaku sekarang….”. perkataan ini menyentakkan dan membuatku tersadar dan mengingatkan aku akan sesuatu sehingga spontan aku mengangkat tanganku dan berteriak, “Tuhan, nda jadi! Jangan dengar doaku tadi” aku teringat, aku tidur di hotel sendirian dan mungkin andaikata aku mati, besoknya akan muncul berita di Koran, “Pendeta mati over dosis”. Tuhan baik, Yesus mengabulkan doaku. Kesadaran itu membawaku untuk mengkoreksi diri, tiba-tiba Tuhan mengingatkan aku akan ayat dalam matius 5: 23-24 “ Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkat teringat sesuatu di hati saudaramu terhadap engkau. Tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu”.
Aku teringat seorang saudara yang beberapa hari lalu berselisih paham denganku tetapi aku sudah meminta maaf padanya tapi pikirku jangan-jangan ia belum memaaafkanku sepenuhnya, malam itu jam 22.30, berarti jam 23.30 waktu Bontang, aku meneleponnya dan meminta pengampunannya, ia bertanya, mengapa? Dan aku menjelaskan bahwa aku kena penyakit Steven Johnson. Ia terkejut dan berkata bahwa itu penyakit yang sangat berbahaya dan aku menjawabnya, “Makanya ampunilah aku, supaya aku dapat mati dengan tenang”, tetapi ia menjawab,”Jangan pak, aku mengampunimu dan aku mau bapak sembuh”, aku mendengar ia terisak di sana. Dan aku menjawabnya,”Baiklah, kalau begitu biarlah aku dapat tidur dengan tenang”. Dan jam 06.30 pagi, ia meneleponku untuk memastikan bahwa aku tidak kebablasan tidurnya dan lupa untuk bangun lagi.
Beres!!. Tapi aku masih belum dapat tidur juga dan kemudian Tuhan mengingatkanku akan seorang hamba Tuhan di Tarakan yang pernah bergabung menjadi downlineku di sebuah MLM, untuk aku mengirimkan kembali uang pendafataran Rp. 200.000,- yang pernah dibayarkannya untuk bergabung dengan MLM tersebut. Dan setelah aku menghubunginya, hamba Tuhan itu terkejut dan berterimakasih karena memang ia sedang membutuhkan uang sejumlah itu. Apakah sudah beres? Ternyata tidak! Tuhan berbicara lagi bahwa aku selama ini kuatir dengan kebutuhanku dan aku tidak pernah mempercayai bahwa Tuhan sanggup memenuhinya! Jadi, selama ini aku berpikir bahwa aku telah menolong Tuhan dengan bukan hanya melayani NYA tetapi juga berkerja untuk membantu NYA mencukupkan kebutuhan pelayananku (yang sebenarnya juga, tidak pernah cukup). Aku tersadar dan memohon pengampuna Tuhan pada malam itu. Puji Tuhan, setelah itu aku dapat tidur nyenyak dan pagi harinya ketika aku bangun, aku mendapati borok di wajah dan di mulutku telah mengering dan sontak aku merasa lapar,. Sorenya aku menumpahkan kekesalanku dan kumakan setan eh rawon setan di Embong Malang, Surabaya, he he he.
Sekembaliku di Bontang, pada ibadah Minggu pagi, aku menyaksikan dan mengakui kesalahanku serta memohon pengampunan jemaat. Seminggu kemudian godaan itu datang, dua hamba Tuhan berturut-turut datang ke rumah dan mengatakan bahwa Tuhan berbicara kepada mereka agar mengajakku bergabung dalam bisnis mereka bahkan mereka menawari modal dan fasilitas yang wah untukku, tetapi Tuhan mengingatkanku akan cerita nabi muda yang tewas dimakan singa oleh karena sungkan mendengar omongan nabi tua ( I raja-raja 13). Puji Tuhan, beberapa hari kemudian Tuhan meneguhkanku dengan kedatangan seorang pria muslim yang memberiku uang perpuluhan dari gaji bulan pertamanya dan waktu kutanyakan tempat tinggalnya dan naik apa ia ke rumahku, ia mengatakan bahwa ia dari Pisangan dan ia berjalan kaki. Aku menjawab bahwa kalau ia berjalan kaki maka ia harus melewati dua buah gereja yang terletak di tepi jalan yang dilaluinya dan mengapa ia langsung ke rumahku yang tersembunyi dari jalan (80 meter masuk jalan kecil), ia menjawab,”jalan Tuhan”, aku tidak pernah bertemu dengannya lagi tetapi aku tahu itulah jawaban Tuhan untukku. Aku tahu Tuhan punya rencana besar untukku meskipun aku belum tahu, apakah itu? Tapi aku mau belajar mempercayaiNYA dan terus bersandar padaNYA sebab aku tahu, YESUS, Dia selalu baik bagiku. Empat bulan ini sejak awal tahun 2009, Tuhan percayakan aku untuk melayani Seminar Keluarga (kuceritakan lain kali ya) dan mengajar pelatihan EE di desa-desa dan untuk pelayanan ini aku tidak dibayar tetapi aku dapat melihat Tangan kemurahan Tuhan selalu menyertaiku dan YESUS selalu menyertai dan memberkatiku. September ini anakku akan masuk kuliah dan Senin tgl 13 April ini aku akan ke Jogja untuk berdoa puasa di bukit doa Emalta di Kaliurang sekaligus untuk mendaftarkan kuliah anakku di UKRIM dan kami harus membayar sejumlah besar uang, kemarin ibuku menyarankan agar aku meminjam uang kepada adikku tetapi kukatakan bahwa aku tidak mau berhutang lagi sebab aku mau berharap kepada Tuhan saja sepenuhnya sebab Dialah Yehovah Jireh – Tuhan yang mencukupi bagiku dan aku bertekad tahun ini aku harus melunaskan hutang-hutangku yang kubuat berapa tahun lalu akibat kebodohanku. Tolong doakan ya.
Dua hari yang lalu, Tuhan berbicara untuk aku mengirimkan uang bagi seorang teman yang mau mendirikan sekolah PAUD di Kutai Barat sebesar 1 juta, meskipun aku sendiri memerlukan uang tapi aku mau belajar taat padaNya dan juga ibu Pdt. Sutinah, seorang hamba Tuhan dari Lempatan, Kukar yang selama ini menjadi coordinator untuk anak-anak asuhku di daerahnya seminggu yang lalu datang untuk mengambil uang kebutuhan anak-anakku itu. Aku pernah memprotes doa yang selalu diucapkannya untukku, ia berdoa, “……..Tuhan berkati keluarga pak Bobby berlimpah-limpah sampai tidak ada tempat untuk menaruhnya”. ku katakan kepadanya kalau tidak tempat untuk menaruhnya berarti kan tidak ada yang bisa diinvestasikan, jadi ia merubah doanya, “….. Tuhan berkati sampai tidak sempat menaruhnya”. Sama saja ya! He he he…..
Mengalir saja ….. Bersama NYA, mensyukuri setiap berkat dan kesempatan yang Tuhan berikan untuk melayaniNYA. TUHAN memberkatimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar